Foto: arti-tafsir-mimpi (ilustrasi)
Siapapun bisa mimpi berjumpa Rasulullah SAW, bahkan non muslim pun ada yang mimpi bertemu Rasul SAW, sebagaimana sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di Mesir dan diriwayatkan dalam kitab maulid Syaraful Anam.
Foto: arti-tafsir-mimpi (ilustrasi)
Siapapun bisa mimpi berjumpa Rasulullah SAW, bahkan non muslim pun ada yang mimpi bertemu Rasul SAW, sebagaimana sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di Mesir dan diriwayatkan dalam kitab maulid Syaraful Anam.
WAHAI SUAMI …….
*Taati dan cintailah Allah S.W.T dan Rasul-Nya.
*Ketahuilah bahwa kamu mendirikan rumah tangga adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah S.W.T dan bukan untuk melepaskan nafsu semata-mata.
*Nasihatilah isterimu dengan cara yang baik.
*Layanilah isterimu dengan cara yang baik karena sebaik-baik orang diantaramu adalah orang yang paling lemah lembut terhadap isterinya.
*Hiasilah dirimu untuk isterimu sebagaimana kamu suka dia menghiasi dirinya untukmu.
Demikian ini bunyi haditsnya:
وعن عبد الله بن أبي أوفى ، رضي الله عنه ، قال : كنا عند النبي صَلى الله عَلَيه وسَلَّم فأتاه آت ، فقال : شاب يجود بنفسه ، قيل له : قل : لا إله إلا اللّه. فلم يستطع. فقال : كان يصلي ؟ قال : نعم. فنهض رسول الله صَلى الله عَلَيه وسَلَّم ونهضنا معه فدخل على الشاب ، فقال له : قل : لا إله إلا اللّه , فقال : لا أستطيع ، قال : لم ؟ قال : كان يعق والدته. فقال النبي صَلى الله عَلَيه وسَلَّم : أحية والدته ؟ قالوا : نعم ، قال : ادعوها , فجاءت ، فقال : هذا ابنك ؟ فقال : نعم , فقال لها : أرأيت لو أججت نار ضخمة ، فقيل لك : إن شفعت له خلينا عنه وإلا حرقناه بهذه النار أكنت تشفعين له ؟ قال : يا رسول الله صَلى الله عَلَيه وسَلَّم ، إذًا أشفع ، قال : فأشهدي الله وأشهديني أنك قد رضيت عنه ، قال : اللهم إني أشهدك وأشهد رسولك أني قد رضيت عن ابني , فقال له رسول الله صَلى الله عَلَيه وسَلَّم : يا غلام ، قل : لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله , فقالها ، فقال رسول الله صَلى الله عَلَيه وسَلَّم : الحمد للّه الذيما أنقذه بي من النار.
Continue reading
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
muslimina
Sering kita dengar, “Kok Anda panggil saya ustadz?Saya kan nggak ngajar di pesantren!”,“Kok panggil saya ustadzah? saya kan nggak ngajar di TPA, ilmu agamSaya juga dikit!”, “Jangan panggil saya ustadz lah, nggak enak kedengerannya!’,“Wew…ustadzah zaman sekarang gaul-gaul ya…”, “Alah, gayanya sok ustadz,padahal kerjaannya….”
Saya yakin Anda juga sering mendengar selintingan dan kalimat-kalimat begitu. Kadang-kadang saya berpikir, memangnya ustadz atau ustadzah itu apaan? Profesi? Jabatan untuk orang-orang yang pake peci dan berjenggot tipis? Atau sebuah panggilan untuk orang-orang yang belajar di pesantren dan mengajar di TPA? Belum lagi imej kalau nama ustadz disebut pasti bisa ngusir jin dan setan!
Entah siapa yang membuat fenomena itu menjamur di masyarakat, gambaran terhadap ustadz atau ustadzah sepertinya perlu diluruskan. Supaya istilah-istilah “musyawwah” tidak merusak hal-hal positif.
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab: 59)
Ketika kita berbicara tentang jilbab, maka kita berbicara tentang pakaian takwa. Pakaian yang diturunkan untuk muslimah, untuk menutup auratnya dan jelas disebutkan di Al-Qur’an. Baru-baru ini, paradigma manusia tentang jilbab semakin jauh dari kata “syar’i”, bagaimana tidak? Iklan-iklan jilbab yang “mengaku menjual jilbab syar’i” semakin membuat kening ini berkerut? Apakah memang seperti itu jilbab yang diperintahkan oleh Allah, atau kita selama ini telah tertipu? Jilbab syar’i dan modis, begitu tagline yang selama ini digembar-gemborkan oleh kalangan hijabers.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modis adalah mengikuti mode; yang berpakaian sesuai dengan mode yang paling baru. Maka, yang perlu dipertanyakan adalah, apakah perintah menggunakan jilbab di Al-Qu’ran itu kuno sehingga perlu diperbaharui, dimodifikasi dan dikembangkan mengikuti zaman? Mari kita renungkan. Lalu, kenapa tidak kita ubah paradigma kita bahwa sesungguhnya Jilbab Syar’i itu lah jilbab yang paling modis sepanjang jaman. Sehingga kita bisa menjadi trendsetter bahwa jilbab syar’i tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tidak akan terkikis oleh zaman.
Continue reading
BANYAK kisah tentang bagaimana Ustadz Jeffry Al-Buchory atau biasa dipanggil Uje, berdakwah.
Hal hal kecil yang patut dicontoh dari Ustadz Uje , pengakuan dari isterinya Pipik pada saat Taji’ah, ada yang perlu dicatat dan semoga bisa menjadi contoh yang baik walau terlihat kecil di mata manusia, tetapi bisa jadi sangat besar di sisi Allah: