Subhanallah, Satu Suku Pedalaman Papua Masuk Islam [Video]

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Ibrahim : 4)

muslimina

Film Kisah Hidup KH Hasyim Ash’ari Akan Segera Tayang

Sebelum tayang di layar lebar, film “Sang Kyai” yang mengangkat kisah hidup KH Hasyim Asy’ari akan dibedah di beberapa kampus dan disusul nonton bareng di 31 jaringan XXI Se-Indonesia.

Ketua DKN Garda Bangsa Hanif Dakhiri sebagai Organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan, diskusi film “Sang Kyai” tersebut bertujuan untuk membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan kaum muda.

“Ini film sejarah yang penting terutama bagi generasi muda. Film tentang tokoh nasional dari kalangan NU yang kontribusinya luar biasa bagi tegaknya NKRI,” ujar Hanif dalam rilisnya (Kamis, 16/05).

Menurut Hanif, film “Sang Kyai” yang mengisahkan peran KH Hasyim Asy’ari, seorang pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, itu menjadi peletak dasar ruh atau spirit kebangsaan Indonesia. Peran Sang Kiai dalam membangkitkan semangat juang memicu peristiwa 10 November yang kita peringati serbagai hari pahlawan amatlah besar. Melalui fatwa resolusi Jihad, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari memimpin perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Continue reading

Secercah Cahaya di Pegunungan Tengah Papua

Ilustrasi. (Mukri Nasution)

Ilustrasi. (Mukri Nasution)

Sejenak kita tinggalkan huru-hara politik ini,bosan juga terkadang melihat TV dan media yang berisi pemberitaan seputar dunia politik. “Akhi kita tinggalkan saja tontonan yang menyesakkan dada ini, insya Allah sudah ada qiyadah-qiyadah kita di sana yang akan mengurusnya, semoga mereka diberikan kekuatan”. Kata salah seorang Ustadz semalam ketika berdiskusi. Ya kita harus tetap bekerja, riak-riak ini tidak akan membuat kita berhenti di sini.

Mari kita jalan-jalan ke Pegunungan Tengah Papua , jauh di ujung timur Indonesia, di tempat paling awal matahari terbit di Negeri ini. bersilaturrahim dengan saudara-saudara kita meski hanya lewat tulisan ini. Pengalaman saya ketika pertama kali bertemu dengan Masyarakat asli Papua yang memeluk Islam.

“Assalamu’alaikum” Senyum khasnya terkembang menyapa kami ketika berpapasan di jalan, seorang mama separuh baya dengan Noken di kepalanya berisi ubi dan sayuran. Seorang anak kecil di belakangnya tanpa sandal dan celana, ingusnya meler hampir mencapai bibir atas, usianya mungkin sekitar 2-3 tahun. malu-malu bersembunyi di belakang mamanya yang menyapa kami.

“Walaikumussalam” jawabku langsung , setengah tak percaya, saya julurkan tangan menyalami beliau diikuti dengan kawan2 yang lain.

“Halaok Nausa” lanjutku dalam bahasa setempat, sapaan untuk mama-mama di sini.
Continue reading

Hardiknas, Acuan Ki Hadjar Dewantara Atau KH Achmad Dahlan?

ahma dahlanOleh: Artawijaya

Dibanding Ki Hadjar Dewantara dan Taman Siswa-nya, KH. Achmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyahnya lebih memiliki peran besar dalam pendidikan nasional. Ki Hadjar bercorak kebatinan dan barat, sedangkan Kiai Dahlan bercorak Islam dan nasional.

Setiap tanggal 2 Mei pemerintah Republik Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan ini merujuk pada hari lahir tokoh nasional Soewardi Soerjaningrat alias Ki Hadjar Dewantara, pendiri perguruan Taman Siswa. Soewardi merupakan anak dari Paku Alam IV yang dilahirkan di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Garis keturunannya berasal dari elit keraton yang memegang teguh ajaran kebatinan Jawa.

Continue reading

[Hoax] Foto Awan Berdoa Pada Pemakaman Uje

buatsahal

“WOW awan berbentuk orang berdo’a muncul saat pemakaman Uje,” begitulah teriakan histeris para facebooker setelah setelah foto awan tersebut beredar luas di dunia maya. Foto ini digadang-gadang memliki ‘karomah’ tersendiri hingga banyak membuat sebagian kalangan melakukan ritual tertentu di makam Uje.

Pertanyaannya betulkah penampakan itu muncul saat prosesi pemakaman? Hanindita Setiadji sebagai pemilik foto memiliki jawabannya. Perempuan itu mengaku mengambil gambar tersebut pada 8 Maret 2013 di atas area kolam renang di kawasan Citos (Cilandak Town Square), Jakarta Selatan sekitar pukul 18.00 WIB.

Continue reading

Orang Ganteng Di Usir dari Saudi, Benarkah ? (klarifikasi)

https://sahabatstars.files.wordpress.com/2013/04/7a4a0-gan.jpgBerita orang ganteng yang di usir dari Saudi belakangan ini membuat heboh Indonesia, tapi kemudian sangat disayangkan banyak pula komentator ababil yang berkeliaran menghujat dan tak layak di rasa.

Semakin menarik ketika berkeliaran analisa Zulkifli DM dalam catatan akun facebooknya. Menurutnya kabar konyol ini berasal dari media arab yang justru berpusat di London agar dapat menyuarakan ke-LIBERAL-annya dengan nama Elaph.com.
Continue reading

UJE,, Allohummaghfirlahu war hamhu wa’aafihi wa’fu anhu…

Jeffry Al Buchori memiliki nama populer Uje (lahir Jakarta, 12 April 1973)(wafat Jakarta, 26 April 2013) adalah seorang pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda. Sehingga ustad Uje kerap juga dipanggil sebagai ustad gaul. Beberapa hari setelah ia merayakan ulang tahunnya yang ke-40, ia mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan Uje meninggal dunia di usia 40 tahun.

Jefri anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Alm. H. Ismail Modal dan Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana ini sejak kecil telah mendapat pendidikan Islam yang kuat. Hal ni terbukti saat duduk di bangku sekolah kelas 3-5 SD meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) sampai tingkat provinsi. Setelah lulus SD, bersama kedua kakaknya, Alm. Ust. H. Abdullah Riyad dan Ust. H. Aswan Faisal, bersekolah di PonDaar el-Qolam Gintung, Jayanti [[Tanger Namun selama di pesantren, Uje terbilang nakal. Seringkali saat teman-temannya menunaiam-diam tidur atau kabur dari pesantren untuk main dan nonton di bioskop. Sampai akhirnya Uje dikeluarkan dari pesantren tersebut yang sempat dikecapnya selama tahun yang harus dijalani. Setelah itu, Uje dipindahkan ke Madrasah Aliyah (MA, setingkat SMA). Bukannya bertambah baik, kenakalan Uje justru bertambah.
Continue reading